Senin, 28 Januari 2008

Kasih Dan Komitmen

1 komentar:
Aku sangat menikmati saat-saat kesendirianku seperti sekarang ini... waktu dimana segalanya adalah milikku seorang... tidak perlu terlalu pusing dengan birokrasi bertele-tele untuk sekedar menghirup udara segar di luar dan bercengkrama dengan matahari sesukaku...berlari sejenak dari belenggu aktifitas yang mengurung langkah kecilku... totally free!!

Dalam balutan jeans setengah belel dan t-shirt putih kebangsaan, sekarang aku sudah ikut bergelantungan dengan belasan penumpang lainnya di sebuah angkutan kota ...phiuuuhhh...untung saja aku berdiri cukup dekat dengan pendingin ruangan, kalau tidak...aroma beraneka warna bisa mengusik ketenanganku siang ini...

Perlahan pintu bus terbuka ketika berhenti di depan halte tujuan...ringan kulangkahkan kaki dan tak lama kemudian sudah ikut berbaur dalam lautan manusia... ekspresi dan reaksi mereka adalah hal yang sangat menarik untukku... secara pribadi, aku memang menyukai seni 'How to Dealing with People'... berpikir dan mencerna dalam hati...untuk kemudian tersenyum sendiri...hehehe, untung saja selama ini tidak pernah ada yang menganggap aku gila karena kerapkali tersenyum dalam kesendirian....

Tumpukan botol softdrink di hadapanku tampak begitu menggiurkan di siang hari yang menyengat ini... perlahan aku menghampirinya dan segera berubah pikiran saat aku menemukan sekotak sari kacang hijau dingin juga ada disana... yaa, aku memang pecandu kacang hijau...

Mengambil posisi duduk dekat dengan kios minuman ini, aku kembali melakoni fantasiku, bercengkrama dengan orang-orang yang lalu lalang melalui imajinasiku...

Namun sepasang manusia ini begitu menarik untuk terus kupandangi... mereka tampak begitu mesra dan saling menyayangi...sesekali sang pria mengusap peluh di kening kekasihnya yang masih juga tersipu malu-malu... mereka terus bercengkrama seolah tidak ada seorangpun disekitar mereka...aku tersenyum sendiri memperhatikan tingkah polahnya...

Kalau mereka adalah sepasang pria dan gadis belia...mungkin apa yang mereka pertontonkan tidak akan menjadi terlalu istimewa bagiku... tapi mereka adalah pasangan yang kutaksir berumur sekitar kepala enam... gosshh!!

Hmm, jujur aku merasa iri dengan apa yang mereka miliki berdua... tapi mungkin ini bukan perasaan iri...tapi lebih kepada rasa ingin tahu...bagaimana caranya mereka bisa terus mempertahankan kemesraan setelah sekian lama bersama...

Aku melangkah pasti ke arah mereka untuk kemudian pura-pura menjatuhkan music playerku dekat dengan kaki sang nenek... Mereka berdua tersenyum ke arahku... spontan lelaki tua ini menunduk dan membantuku untuk memungutnya... aku segera berucap maaf ...

Tidak sulit untuk memulai suatu percakapan yang hangat dengan mereka... sampai akhirnya aku mengutarakan secara jujur rasa ingin tahu yang berkecamuk...

Sang kakek seraya terus menggenggam tangan kekasihnya berucap 'aku sudah berkomitmen pada diriku sendiri untuk mencintainya seumur hidupku...kurasa itulah yang membuat kami mampu bertahan untuk terus bersama setelah melewati begitu banyak peristiwa'... tidak mau kalah... sang nenekpun berkata 'aku sudah mengikatkan diriku penuh kepadanya, menutup mata dan hatiku dari dunia lain selain dia'...

Wowww....

Setengah terbelalak aku mengagumi ekspresi yang telah mereka ikrarkan entah untuk yang kesekian kalinya tanpa malu... sang nenek menyentuh bahuku dan berkata 'Nak, kasih itu lebih dari sekedar perasaan, kasih itu adalah suatu keputusan...bukan kasih yang membuat suatu hubungan menjadi langgeng, melainkan komitmen kita terhadap janji yang diikrarkan... Karena itu pertimbangkanlah dengan baik sebelum membuat janji, jangan sampai kau ingkari suatu hari nanti dan akhirnya hanya merusak karya tanganmu sendiri'

Tanpa sadar aku menganggukkan kepala berulang kali...suatu petuah yang manis sekali pikirku...

Aku membalas ucapan sang nenek dengan senyuman dan berkata 'terima kasih untuk wejangannya nek, hmm... mungkin sebotol air mineral tidak akan cukup untuk membalasnya, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali, iya ' kan ?'.... mereka tergelak dan menyetujui tawaranku...

Tanpa membuang waktu lagi aku segera beranjak, namun aku lupa bertanya... mereka menyukai minuman dingin atau tidak yaa? saat berpaling untuk memastikan hal tersebut... mereka telah lenyap dari hadapanku... yaa, pasangan istimewa itu telah menghilang... ini tidak mungkin, aneh sekali!! Mereka tidak mungkin berlalu secepat itu...

Aku menarik nafas dan berpikir... apakah mereka memang sengaja dikirim untuk menjawab prahara sesungguhnya dalam hatiku? yaa, terkadang TUHAN memang suka bercanda....

penulis : Evelyn Ch. Hitipeuw

Rabu, 23 Januari 2008

Setia Dalam Perkara Kecil

Tidak ada komentar:
Dalam Injil Lukas 16:10 dikatakan bahwa : "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."

Banyak pekerjaan dan peran hidup yang menuntut kesetiaan kita. Dan bisa dipastikan, hal-hal besar dimanapun tersusun dari hal-hal yang kecil.

Bagaimana kita bisa setia dalam perkara yang kecil?
Sesuatu yang diakui sangat sulit dilakukan bila kita tidak tahu untuk apa kita mengerjakan sesuatu.
Ambil contoh sederhana, menulis, tentu sebuah pekerjaan yang sederhana atau bisa dibilang kecil dan mudah. Pekerjaan sederhananya adalah menggoreskan pena di kertas atau menekan tuts komputer, menyusun huruf demi huruf, kata demi kata menjadi sebuah kalimat, paragraf, dst. Dan tentu saja kita tidak akan setia melakukan pekerjaan sederhana itu apabila kita tidak tahu untuk apa kita melakukannya. Bayangkan, yang kita lakukan itu menghasilkan sebuah puisi indah yang menyentuh hati setiap orang yang membacanya sehingga banyak orang yang merasa dikuatkan oleh tulisan kita itu.
Tentu kita berharap dapat menghasilkan sesuatu dari apa yang kita kerjakan tersebut, dan lebih-lebih lagi kita tentu berharap pekerjaan sederhana yang kita lakukan itu dapat menjadi bagian dari pekerjaan besar. {...bersambung...}